Meretas Sejarah dan Perkembangan Diving di Indonesia

dermaga-bunaken

Diving adalah suatu olahraga sekaligus kegiatan rekreasi yang sedang populer saat ini. Seiring dengan banyaknya media exposure atas keindahan alam bawah laut Indonesia, semakin banyak pula yang menekuni diving sebagai hobi. Kali ini Jelajah akan mengulas mengenai asal muasal dan perkembangan diving di Indonesia menurut narasumber terpercaya, Beliau adalah Rendra Hertiadhi, seorang diver profesional sekaligus anggota dari Global Underwater Explorers.

  

Dibawa oleh militer

Menurut penyelam yang lebih akrab disapa Ronny ini, olahraga menyelam masuk ke Indonesia melalui militer. Diving dibawa ke Indonesia oleh tentara kita sejak masa Perang Dunia II. Pada tahun 1960-an, TNI mulai memiliki Komando Pasukan Katak dimana menyelam termasuk ke dalam latihannya. Kemudian pada tahun 1980-an, diving mulai merambah ke lahan sport dan rekreasi. Pada era ini kemudian lahir klub selam seperti POPAL (Persatuan Olahraga Perairan Angkatan Laut). Diving sebagai recreational activity juga semakin populer dengan semakin banyaknya penyelam yang terus mengeksplorasi situs-situs selam di Indonesia. Kemudian pada periode 1980-an, training agency untuk diving dari luar negeri seperti PADI dan NAUI mulai masuk, diikuti dengan aktifnya POSSI (Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia) sebagai wadah olahraga selam di Indonesia. Lepas dari periode ini, diving menjadi semakin populer dengan munculnya berbagai klub selam di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.

Diving Gear: Dulu vs Sekarang
diving-gear-300x223

Dengan semakin populernya diving di Indonesia, alat-alat diving pun telah mengalami banyak perkembangan. Keterbatasan peralatan menyelam di masa lalu membuat kegiatan ini menjadi relatif mahal. Dahulu selain pengetahuan teknis tentang menyelam, seorang diver juga dituntut untuk memiliki kemampuan renang dan stamina fisik yang prima karena mereka hanya mengandalkan kayuhan kaki untuk mengatur kedalaman. Perubahan paling signifikan dirasakan pada periode 1970-1980-an saat piranti Buoyancy Compensator Device (BCD) mulai dikenal. Alat ini digunakan untuk membantu penyelam mengapung di dalam air seperti ikan sehingga tidak perlu susah payah mengatur kedalaman air dengan menggunakan kaki. Selain BCD, kualitas scuba tank juga telah mengalami banyak perbaikan. Dahulu scuba tank umumnya terbuat dari besi, namun kini sudah tersedia tank berbahan alumunium dengan buoyancy (daya apung) yang lebih netral dan lebih tahan terhadap korosi air laut. Regulator untuk bernapas pun kini sudah lebih canggih karena mampu menyeimbangkan tekanan sesuai kedalaman air. Selain itu, kini penggunaan Rebreather juga semakin marak karena memungkinkan penyelam untuk berada di air lebih lama dan tidak mengeluarkan gelembung udara sehingga ikan tidak akan takut untuk berada di dekat kamu! Lebih canggih lagi, kini para instruktur selam sudah menggunakan dive computer lho!

“Perkembangan teknologi penyelaman semakin maju dengan penggunaan dive computer untuk membantu diver merencanakan dan memonitor penyelaman. Dulu kita masih harus coret2 di kertas untuk membuat perhitungan-perhitungan dekompresi.” Jelas Ronny yang sudah menyelam sejak tahun 1984.

Indonesia, Sebuah Surga Untuk Menyelam

Bagi seorang Rendra “Ronny” Hertiadhi, menyelam adalah salah satu media untuk mengagumi ciptaan Tuhan. Suatu spot diving memiliki suasana yang berbeda setiap kali diselami, hal ini lah yang kemudian menciptakan momen-momen terbaik bagi seorang penyelam.

“Dive spot di Indonesia adalah yang terbaik di dunia, karena masing-masing memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Sangat sulit untuk menentukan mana yang terbaik, kecuali kita membuat klasifikasi khusus. Untuk kategori kelengkapan biota laut misalnya, Raja Ampat adalah yang terbaik. Dari segi kejernihan air, Manado dan Wakatobi masih menjadi andalan. Sedangkan jika dilihat dari kombinasi penyelaman, rekreasi dan hiburan non-diving, mungkin Bali yang terbaik ” jelas diver yang telah melakukan lebih dari 3000 kali penyelaman baik di dalam maupun luar negeri.

Fun Fact about Diving by Rendra Hartiadhi
bunaken-foto

Menyelam dapat dilakukan tidak hanya dengan peralatan scuba, tapi juga secara menyelam bebas (free diving). Dalam free diving, unsur sport-nya lebih tinggi dibandingkan scuba diving, tentunya dengan tingkat rekreasi yang sama2 menyenangkan.
Syarat umur untuk mulai belajar menyelam adalah 12 tahun. Jika kamu mulai belajar menyelam dan passionate sejak usia tersebut, maka pada usia 17-18 tahun kamu sudah dapat menjadi seorang diver profesional.
Orang sering mengatakan bahwa diving adalah kegiatan yang mahal. Hal ini tidak selamanya benar. Belajar menyelam melalui klub selam di perguruan tinggi merupakan salah satu cara untuk dapat belajar menyelam secara murah. Peralatan selam tidak seluruhnya harus dimiliki, sekarang banyak penyewaan peralatan selam yang sangat membantu agar lebih banyak orang yang dapat mempelajari dan menikmati menyelam.
Saat menyelam di malam hari maka kita akan sangat mudah melihat ikan dari jarak dekat, karena mereka tidur.
Fotografi dan videografi bawah laut saat ini sangat mudah dan murah dengan adanya kamera digital. Mengabadikan keindahan bawah laut melalui foto dan video adalah hal yang sangat menyenangkan.

“Plan Your Dive, Dive Your Plan!”

Diving, baik itu scuba diving ataupun free diving (menyelam bebas), adalah kegiatan rekreasi yang sangat menyenangkan, akan tetapi di sisi lain juga memiliki risiko yang tidak kecil. Risiko-risiko yang akan dihadapi akan dijabarkan pada saat kita belajar dan mengambil sertifikasi sebagai penyelam.

“Pelajari dan praktekkan apa yang sudah diajarkan secara baik dan benar, maka menyelam akan menjadi sangat aman. Saat belajar menyelam, benar-benar ikuti apa yang disampaikan oleh instruktur. Jangan pernah menganggap remeh, karena apa yang disampaikan oleh instruktur karena segalanya menyangkut keselamatan nyawa kamu.” papar Ronny yang dive log-nya meliputi Australia, Amerika Serikat, Maldives, hingga Afrika.

Lautmu, Laut Kita Semua
ronny-salah-satu-penyelaman-di-tulamben

Menurut Ronny, seorang penyelam sebaiknya belajar lebih jauh tentang pelestarian lingkungan hidup, khususnya di laut. Para penyelam adalah garis depan pertahanan kelestarian alam lingkungan laut. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kelestarian ekosistem laut. Mulai dari tidak membuang sampah di laut, tidak menyentuh apalagi mengambil biota laut, hingga berhati-hati dalam mengayunkan fin agar tidak berpotensi merusak terumbu karang.

About Rendra Hertiadhi

2 comments

  1. Danial

Trackback e pingback

No trackback or pingback available for this article

Leave a Reply